LISTRIK
DINAMIS
Listrik
Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada
listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan
listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. kuat arus pada rangkaian
bercabang sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar.
sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung
hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan. pada rangkaian seri
tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang
tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. semua itu telah dikemukakan oleh
hukum kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama
dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar". berdasarkan hukum ohm dapat
disimpulkan cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus × hambatan.
Hambatan nilainya selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus.
tegangan memiliki satuan volt(V) dan kuat arus adalah ampere (A) serta hambatan
adalah ohm.
ARUS LISTRIK
Arus
listrik adalah banyaknya muatan
listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-elektron,
mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit
listrik tiap satuan waktu. Arus listrik (I) yang
mengalir melalui penghantar didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik
(Q) yang mengalir setiap satu satuan waktu (t).
(Q) yang mengalir setiap satu satuan waktu (t).
I =
Q/t
|
Secara
matematis dapat dituliskan:
I = arus listrik (A) Q = muatan listrik (C) t = selang waktu |
Contoh cara menghitung arus
listrik:
1. Pada suatu penghantar mengalir muatan listrik sebanyak
60 coulomb selama 0,5 menit.
Hitung besar arus listrik yang mengalir pada penghantar tersebut ?
Hitung besar arus listrik yang mengalir pada penghantar tersebut ?
Penyelesaian:
Diketahui: Q = 60 C
t = 0,5 menit
= 30 sekon
Ditanyakan: I = ........ ?
Dijawab:
Diketahui: Q = 60 C
t = 0,5 menit
= 30 sekon
Ditanyakan: I = ........ ?
Dijawab:
I = Q/t
I = 60 / 30
I = 2 ampere
Jadi besar kuat arus listrik
yang mengalir pada penghantar 2 ampere.
Arus
listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh
arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam
satuan mikroAmpere (μA) seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang
sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam
kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap
arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit
bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
Arus
listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional.
Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara
formal satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila
dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2 x
10-7 Newton/meter di antara
dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan,
berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.
Fisika
Arus yang mengalir masuk
suatu percabangan sama dengan arus yang mengalir keluar dari percabangan
tersebut. i1 + i4 = i2 + i3
Untuk arus yang konstan,
besar arus I dalam Ampere dapat diperoleh dengan persamaan:
I=Q/t
di mana I adalah
arus listrik, Q adalah muatan
listrik, dan t adalah waktu (time).
Sedangkan secara umum, arus
listrik yang mengalir pada suatu waktu tertentu adalah
I =dQ/dt
Dengan demikian dapat
ditentukan jumlah total muatan yang dipindahkan pada rentang waktu 0
hingga t melalui integrasi:
Sesuai dengan persamaan di
atas, arus listrik adalah besaran skalar karena
baik muatan Q maupun waktu t merupakan
besaran skalar. Dalam banyak hal sering digambarkan arus listrik dalam
suatu sirkuit menggunakan panah, salah satunya seperti pada diagram di
atas. Panah tersebut bukanlah vektor dan tidak membutuhkan operasi
vektor. Pada diagram di atas ditunjukkan arus mengalir masuk melalui dua
percabangan dan mengalir keluar melalui dua percabangan lain. Karena muatan
listrik adalah kekal maka total arus listrik yang
mengalir keluar haruslah sama dengan arus listrik yang mengalir ke
dalam sehingga i1 + i4 = i2 + i3.
Panah arus hanya menunjukkan arah aliran sepanjang penghantar, bukan arah dalam ruang.
Arah arus
DeFinisi arus listrik yang
mengalir dari kutub positif (+) ke kutub negatif (-) baterai (kebalikan
arah untuk gerakan elektronnya)
Pada
diagram digambarkan panah arus searah dengan arah pergerakan partikel bermuatan
positif (muatan positif) atau disebut dengan istilah arus konvensional.
Pembawa muatan positif tersebut akan bergerak dari kutub positif baterai menuju
ke kutub negatif. Pada kenyataannya, pembawa muatan dalam sebuah
penghantar listrik adalah partikel-partikel elektron bermuatan
negatif yang didorong olehmedan listrik mengalir berlawan arah
dengan arus konvensional. Sayangnya, dengan alasan sejarah, digunakan konvensi
berikut ini:
Panah arus digambarkan
searah dengan arah pergerakan seharusnya dari pembawa muatan positif, walaupun
pada kenyataannya pembawa muatan adalah muatan negatif dan bergerak pada arah
berlawanan.
Konvensi demikian dapat
digunakan pada sebagian besar keadaan karena dapat diasumsikan bahwa pergerakan
pembawa muatan positif memiliki efek yang sama dengan pergerakan pembawa muatan
negatif.
Rapat arus
Rapat
arus (bahasa Inggris: current
density) adalah aliran muatan pada
suatu luas penampang tertentu di suatu titik penghantar.]Dalam SI, rapat arus memiliki
satuan Ampere per meter persegi (A/m2).
di mana I adalah
arus pada penghantar, vektor J adalah rapat arus yang memiliki arah
sama dengan kecepatan gerak muatan jika muatannya
positif dan berlawan arah jika muatannya negatif, dan dA adalah vektor luas
elemen yang tegak lurus terhadap elemen. Jika arus listrik seragam
sepanjang permukaan dan sejajar dengan dA maka J juga
seragam dan sejajar terhadap dA
di mana A adalah
luas penampang total dan J adalah rapat arus dalam satuan A/m2.
Kelajuan hanyutan
Saat
sebuah penghantar tidak dilalui arus listrik, elektron-elektron di dalamnya
bergerak secara acak tanpa perpindahan bersih
ke arah mana pun juga. Sedangkan saat arus listrik mengalir melalui
penghantar, elektron tetap bergerak secara acak namun mereka cenderung hanyut
sepanjang penghantar dengan arah berlawanan dengan medan
listrik yang menghasilkan aliran arus. Tingkat kelajuan
hanyutan (bahasa Inggris: drift
speed) dalam penghantar adalah
kecil dibandingkan dengan kelajuan gerak-acak, yaitu antara 10-5 dan
10-4 m/s dibandingkan dengan sekitar 106 m/s
pada sebuah penghantar tembaga.
TEGANGAN LISTRIK
Sumber tegangan listrik yaitu peralatan yang dapat
menghasilkan beda potensial listrik secara terus menerus. Beda potensial
listrik diukur dalam satuan volt (V). Alat yang digunakan adalah
volmeter.
Beda
potensial adalah usaha yang digunakan untuk memindahkan
satuan muatan listrik . hubungan antara energi listrik, muatan
listrik dan beda potensial dapat dituliskan dalam persamaan:
V= W/ Q
V =
Beda potensial listrik dalam volt (V)
W =
energi listrik dalam joule (J)
Q =
muatan listrik dalam coulomb (C).
Arus
listrik hanya akan terjadi dalam penghantar jika antara ujung-ujung penghantar
terdapat beda potensial (tegangan listrik). Alat ukur beda potensial listrik
adalah volmeter. Dalam rangkaian voltmeter dipasang paralel dengan hambatan
(beban).
Contoh,
Beda potensial antara ujung penghantaradalah 12 volt, hitunglah besarnya energi
listrik jika jumlah muatan yang mengalir sebesar 4 coulomb.
Diketahui:
V =
12 volt
Q =
4 C
W =
?
Jawab:
W =
V. Q
W =
12 volt x 4 C
W =
48 joule
Dalam
rangkaian tertutup pemasangan voltmeter dan amperemeter dapat dilakukan
bersama-sama. Voltmeter dipasang paralel terhadap hambatan dan amperemeter
dipasang seri terhadap hambatan. Di laboratorium volmeter dapat dibuat dari
rangkaian basic mater dan multiplier, sedangkan ampere meter dapat di buat dari
rangkaian basic meter dan shun. Baik shun maupun multiplier memiliki batas
ukur. Oleh karena itu dalam pembacaan sekalanya perlu diperhatikan antara batas
ukur dan pembacaan pada skala basic meter. Berikut ini cara menggunakan basic
meter dan cara pembacaannya.
Dalam
rangkaian listrik, volt meter dipasang paralel terhadap alat listrik.
Jika
voltmeternya dengan menggunakan kombinasi basic meter dan multiplier, maka
pembacaan hasil pengukurannya perlu memperhatikan sekala maksimum dan batas
ukurnya.
Batas
ukur maksimumnya = 10 volt
Sekala
maksimumnya = 30 volt
Pengukuran
dengan menggunakan basic mater dan multiplier yang memiliki spesifikasi sebagai
berikut:
Contoh,
Batas ukur multiplier adalah 12 volt, skala maksimum basik meter adalah 120
volt, jika jarum pada saat digunakan menunjukkan angka 40, maka hitunglah
besrnya tegangan listrik yang terukur
Diketahui:
Batas
ukur : 12 volt
Skala
maksimum : 120 volt
Pembacaan
skala = 40
Jawab:
Hasil
pengukuran = (12/120) x 40 volt
=
0,1 x 40 volt
=
4 volt
HUKUM OHM
Hukum Ohm merupakan hukum dasar dalam rangkaian elektronik. Hukum Ohm
menjelaskan hubungan antara tegangan, kuat arus dan hambatan listrik dalam
rangkaian.
|
Besarnya
tegangan listrik dalam sebuah rangkaian sebanding dengan kuat arus listrik.
Pernyataan ini di kenal sebagai hukum Ohm. Hal ini menyatakan bahwa
tegangan listrik dalam rangkaian akan bertambah jika arus yang mengalir dalam
rangkaian bertambah. Hubungan tersebut dapat di tuliskan dalam persamaan
matematika.
V ~
I atau
V =
R I (Hukum Ohm)
R
adalah konstanta yang disebut hambatan penghantar, satuannya adalah ohm (W)
Contoh, Arus
listrik sebesar 2 A mengalir dalam rangkaian yang memiliki hambatan sebesar 2
ohm, hitunglah besarnya beda potensial antara ujung-ujung hambatan tersebut.
Diketahui:
I =
2 A
R =
2 ohm
V =
?
Jawab:
V =
I x R
V =
2 A x 2 ohm
V =
4 volt
Jika
dalam hambatan R mengalir arus listrik I, maka antara ujung-ujung hambatan
timbul beda potensial V.
V =
IR
Jika
diantara ujung-ujung hambatan R terdapat beda potensial V, maka dalam hambatan
pasti mengalir arus listrik I
I =
V/R
Jika
arus listrik I mengalir dalam suatu penghantar dan antara ujung-ujung
penghantar muncul beda potensial V, maka dalam penghantar tersebut terdapat
hambatan.
R =
V/I
KUAT ARUS LISTRIK
(I)
Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan
listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang
timbul pada penghantar berlawanan arah dengan arah gerak elektron.
Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang
menembus suatu penampang dari suatu penghantar dalam satuan waktu tertentu
disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus listrik adalah jumlah muatan
listrik yang mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan waktu. Jika dalam
waktu t mengalir
muatan listrik sebesar Q,
maka kuat arus listrik I adalah:
para ahli telah melakukan perjanjian bahwa
arah arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Jadi arah arus
listrik berlawanan dengan arah aliran elektron.
BEDA POTENSIAL
ATAU TEGANGAN LISTRIK (V)
Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke
kutub negatif dan aliran elektron dari kutub negatif ke kutub positif,
disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif dengan kutub
negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial yang lebih tinggi
dibandingkan kutub negatif.
Beda potensial antara kutub positif dan kutub
negatif dalam keadaan terbuka disebut gaya gerak listrik dan dalam keadaan
tertutup disebut tegangan jepit.
HUBUNGAN ANTARA
KUAT ARUS LISTRIK (I) DAN TEGANGAN LISTRIK (V)
Hubungan antara V dan I pertama kali
ditemukan oleh seorang guru Fisika berasal dari Jerman yang bernama George
Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai hukum Ohm yang berbunyi:
Besar kuat arus
listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial (V)
antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap.
Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan
kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik atau resistansi (R) dengan satuan ohm.
HUBUNGAN ANTARA
HAMBATAN KAWAT DENGAN JENIS KAWAT DAN UKURAN KAWAT
Hambatan atau resistansi berguna untuk
mengatur besarnya kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu rangkaian
listrik. Dalam radio dan televisi, resistansi berguna untuk menjaga kuat arus
dan tegangan pada nilai tertentu dengan tujuan agar komponen-komponen listrik
lainnya dapat berfungsi dengan baik.
Untuk berbagai jenis kawat, panjang kawat dan
penampang berbeda terdapat hubungan sebagai berikut:
HUKUM I KIRCHOFF
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami
cabang-cabang. Ketika arus listrik melalui percabangan tersebut, arus listrik
terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung ada tidaknya hambatan
pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya
arus listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila
pada cabang, hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut
arus listriknya besar.
Hukum I Kirchoff berbunyi:
Jumlah kuat arus
listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik
yang keluar dari titik simpul tersebut.
Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak
lain sebutannya dengan hukum kekekalan muatan listrik.
Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat
dituliskan sebagai:
HUKUM II KIRCHOFF
Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian
tertutup yaitu karena ada rangkaian yang tidak dapat disederhanakan menggunakan
kombinasi seri dan paralel.
Umumnya ini terjadi jika dua atau lebih ggl
di dalam rangkaian yang dihubungkan dengan cara rumit sehingga penyederhanaan
rangkaian seperti ini memerlukan teknik khusus untuk dapat menjelaskan atau
mengoperasikan rangkaian tersebut. Jadi Hukum II Kirchhoff merupakan solusi
bagi rangkaian-rangkaian tersebut yang berbunyi:
Di dalam sebuah
rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan tegangan (IR)
sama dengan nol.
Hukum Kirchoff II dirumuskan sebagai berikut:
ENERGI LISTRIK
Karena q = I . t, dimana I adalah kuat arus
listrik dan t waktu, maka besar usaha
yang dilakukan adalah:
W = V . I . t
Karena V = I . R, maka besar usaha W yang
sama dengan energi listrik adalah
DAYA LISTRIK
Besar Daya listrik (P) pada suatu alat
listrik adalah merupakan besar energi listrik (W) yang muncul tiap satuan waktu (t), kita tuliskan.
Soal No.1
Sebuah lampu memiliki spesifikasi 18 watt, 150 Volt. Lampu dipasang pada tegangan 150 volt. Tentukan:
a) Energi yang digunakan lampu selama pemakaian 12 jam
b) Hambatan lampu
c) Kuat arus yang mengalir pada lampu
Sebuah lampu memiliki spesifikasi 18 watt, 150 Volt. Lampu dipasang pada tegangan 150 volt. Tentukan:
a) Energi yang digunakan lampu selama pemakaian 12 jam
b) Hambatan lampu
c) Kuat arus yang mengalir pada lampu
Pembahasan
Data lampu:
Daya P = 18 watt
Tegangan V = 150 voltt
Waktu t = 12 jam = 12 x 3600 sekon = 43200 s
a) Energi yang digunakan lampu selama pemakaian 12 jam
Dari rumus energi listrik jika telah diketahui dayanya (P) dan waktu (t)
W = Pt
W = 18 watt x 432000 s = 777600 joule = 777,6 kilojoule
b) Hambatan lampu
Dari spesifikasi pada lampu dan rumus hambatan hubungannya dengan daya listrik:
Sehingga hambatan lampu adalah
c) Kuat arus yang mengalir pada lampu:
I = V/R
I = 150/1250
I = 0,12 ampere
Soal No.2
Budi memiliki sebuah lampu dengan spesifikasi 27,5 watt, 110 volt. Ia ingin memasang lampu tersebut pada tegangan 210 volt. Agar lampu menyala normal sesuai spesifikasi yang tertera pada lampu, tentukan besar hambatan listrik yang harus ditambahkan pada rangkaian!
Pembahasan
Lampu menyala normal artinya daya lampunya tetap 27,5 watt dan tegangan pada lampu juga tetap 110 volt. Rangkaian harus ditambah dengan sebuah hambatan untuk menyerap kelebihan tegangan yang disediakan.
Hitung dulu kuat arus yang mengalir pada lampu adalah:
Rangkaiannya kira-kira seperti ini
Tegangan yang tadinya 210 volt dari sumber listrik, dipakai oleh hambatan pada lampu yaitu RL sebesar 110 volt, sehingga sisanya adalah (210 − 110) = 100 volt, tegangan ini digunakan oleh hambatan yang ditambahkan yaitu Rs. Sehingga besarnya hambatan Rs adalah
Soal No. 3
Dua buah lampu identik dengan ukuran 2 watt, 1,5 volt dirangkai dengan sebuah baterai 1,5 volt seperti gambar berikut!
a) Daya total kedua lampu
b) Energi yang diserap lampu dalam 1 menit!
Pembahasan
Cara Pertama
Hambatan yang dimiliki masing-masing lampu adalah R = V2/P = 1,52 / 2 = 1,125 Ω. Pada rangkaian di atas lampu dipasang secara paralel, berikut rangkaian ekivalennya
Hambatan total kedua lampu yang disusun paralel
Sehingga hambatan total berikut dayanya:
Energi untuk 1 menit (60 detik)
W = Pt
W = 4(60) = 240 joule
Cara Kedua
Dua daya total dua lampu identik pada tegangan yang sesuai:
Sehingga
P = 2 W + 2 w = 4 W
W = Pt = 4(60) = 240 joule
Rumus Daya total diatas dapatnya dari sini, hambatan masing-masing lampu R1 dan R2
Hasil paralelnya dan dayanya:
Soal No. 4
Dua buah lampu dari 2 watt, 1,5 volt dirangkai dengan sebuah baterai 1,5 volt seperti gambar berikut.
Tentukan daya total dari kedua lampu tersebut!
Pembahasan
Rangkaian ekivalennya seperti gambar berikut.
Daya total pada rangkaian
Dapat rumusnya dari sini
Soal No. 5
Solder listrik digunakan pada tegangan 200 volt mengalirkan arus listrik sebesar 0,25 A. Tentukan energi yang digunakan solder listrik dalam 5 menit!
Pembahasan
W = Vit
W = 200 (0,25) (5×60) = 15 000 joule
Soal No.6
Sebuah alat pemanas air dengan daya P dipasang pada tegangan V memerlukan waktu 10 menit untuk menaikkan suhu air dari 10° menjadi 50°. Jika dua buah pemanas yang sama disusun seri, tentukan waktu yang diperlukan untuk menaikkan suhu air pada jumlah dan selisih suhu yang sama!
Pembahasan
Susunan Seri, daya total seperti contoh di atas akan menjadi 1/2 P, sehingga waktu yang diperlukan menjadi dua kali lebih lama
t = t1 + t2
t = 10 menit + 10 menit = 20 menit
Soal No.7
Sebuah alat pemanas air dengan daya P dipasang pada tegangan V memerlukan waktu 10 menit untuk menaikkan suhu air dari 10°C menjadi 50°C. Jika dua buah pemanas yang sama disusun paralel, tentukan waktu yang diperlukan untuk menaikkan suhu air pada jumlah dan selisih suhu yang sama!
Pembahasan
Susunan Paralel, daya total seperti contoh di atas menjadi dua kali semula atau 2P, sehingga waktu yang diperlukan menjadi setengahnya saja
t = 5 menit
b) Hambatan lampu
Dari spesifikasi pada lampu dan rumus hambatan hubungannya dengan daya listrik:
Sehingga hambatan lampu adalah
c) Kuat arus yang mengalir pada lampu:
I = V/R
I = 150/1250
I = 0,12 ampere
Soal No.2
Budi memiliki sebuah lampu dengan spesifikasi 27,5 watt, 110 volt. Ia ingin memasang lampu tersebut pada tegangan 210 volt. Agar lampu menyala normal sesuai spesifikasi yang tertera pada lampu, tentukan besar hambatan listrik yang harus ditambahkan pada rangkaian!
Pembahasan
Lampu menyala normal artinya daya lampunya tetap 27,5 watt dan tegangan pada lampu juga tetap 110 volt. Rangkaian harus ditambah dengan sebuah hambatan untuk menyerap kelebihan tegangan yang disediakan.
Hitung dulu kuat arus yang mengalir pada lampu adalah:
Rangkaiannya kira-kira seperti ini
Tegangan yang tadinya 210 volt dari sumber listrik, dipakai oleh hambatan pada lampu yaitu RL sebesar 110 volt, sehingga sisanya adalah (210 − 110) = 100 volt, tegangan ini digunakan oleh hambatan yang ditambahkan yaitu Rs. Sehingga besarnya hambatan Rs adalah
Soal No. 3
Dua buah lampu identik dengan ukuran 2 watt, 1,5 volt dirangkai dengan sebuah baterai 1,5 volt seperti gambar berikut!
a) Daya total kedua lampu
b) Energi yang diserap lampu dalam 1 menit!
Pembahasan
Cara Pertama
Hambatan yang dimiliki masing-masing lampu adalah R = V2/P = 1,52 / 2 = 1,125 Ω. Pada rangkaian di atas lampu dipasang secara paralel, berikut rangkaian ekivalennya
Hambatan total kedua lampu yang disusun paralel
Sehingga hambatan total berikut dayanya:
Energi untuk 1 menit (60 detik)
W = Pt
W = 4(60) = 240 joule
Cara Kedua
Dua daya total dua lampu identik pada tegangan yang sesuai:
Sehingga
P = 2 W + 2 w = 4 W
W = Pt = 4(60) = 240 joule
Rumus Daya total diatas dapatnya dari sini, hambatan masing-masing lampu R1 dan R2
Hasil paralelnya dan dayanya:
Soal No. 4
Dua buah lampu dari 2 watt, 1,5 volt dirangkai dengan sebuah baterai 1,5 volt seperti gambar berikut.
Tentukan daya total dari kedua lampu tersebut!
Pembahasan
Rangkaian ekivalennya seperti gambar berikut.
Daya total pada rangkaian
Dapat rumusnya dari sini
Soal No. 5
Solder listrik digunakan pada tegangan 200 volt mengalirkan arus listrik sebesar 0,25 A. Tentukan energi yang digunakan solder listrik dalam 5 menit!
Pembahasan
W = Vit
W = 200 (0,25) (5×60) = 15 000 joule
Soal No.6
Sebuah alat pemanas air dengan daya P dipasang pada tegangan V memerlukan waktu 10 menit untuk menaikkan suhu air dari 10° menjadi 50°. Jika dua buah pemanas yang sama disusun seri, tentukan waktu yang diperlukan untuk menaikkan suhu air pada jumlah dan selisih suhu yang sama!
Pembahasan
Susunan Seri, daya total seperti contoh di atas akan menjadi 1/2 P, sehingga waktu yang diperlukan menjadi dua kali lebih lama
t = t1 + t2
t = 10 menit + 10 menit = 20 menit
Soal No.7
Sebuah alat pemanas air dengan daya P dipasang pada tegangan V memerlukan waktu 10 menit untuk menaikkan suhu air dari 10°C menjadi 50°C. Jika dua buah pemanas yang sama disusun paralel, tentukan waktu yang diperlukan untuk menaikkan suhu air pada jumlah dan selisih suhu yang sama!
Pembahasan
Susunan Paralel, daya total seperti contoh di atas menjadi dua kali semula atau 2P, sehingga waktu yang diperlukan menjadi setengahnya saja
t = 5 menit